Membangun Kecerdasan Finansial Sejak Dini melalui Investasi dan Money Parenting

Investasi dan Money Parenting dalam Keluarga

Daftar Isi:

1.     Gaya Hidup Konsumtif di Sekitar Kita

2.     Pengertian money parenting

3.     5 Gaya Pengasuhan Orang Tua dalam Menerapkan Money Parenting

3.1.     The freestylers/si gaya bebas

3.2.     The facilitators/si fasilitator

3.3.     The nurturers/si pengasuh

3.4.     The go-getters/si pekerja keras

3.5.     The balancers/si penyeimbang

4.     Tahapan Money Parenting

4.1.     Mengajarkan Konsep Uang

4.2.     Mengenalkan Transaksi Jual Beli

4.3.     Menabung

4.4.     Belajar Berbagi

5.     Investasi untuk Dana Pendidikan Anak

5.1.     Tabungan Pendidikan

5.2.     Asuransi Pendidikan

5.3.     Reksa dana

5.4.     Deposito

5.5.     Tabungan Emas

    6.   Referensi


Gaya Hidup Konsumtif di Sekitar Kita

Moms, di dunia yang serba menggunakan teknologi sekarang ini, jiwa-jiwa konsumtif menjadi tumbuh subur di kalangan masyarakat. Berbagai kemudahan yang didapat melalui banyak aplikasi belanja online pun seolah menjadi “godaan” yang siap menguras isi dompet.

Dalam sebuah jurnal penelitian berjudul “Internet Advertising and Consumptive Lifestyle of the Students” (journal.uinsgd.ac.id) disebutkan tentang bagaimana media masa sebagai bagian dari masyarakat telah secara luas menjadi media informasi dan hiburan, juga media persuasif. Dalam hal ini, paparan iklan internet menjadi upaya untuk mempromosikan produk dan jasa dari produsen ke publik sebagai konsumen.

Menurut jurnal ini, perilaku konsumtif yang disebabkan oleh paparan iklan di media massa internet bisa dilihat dari penampilan mahasiswa perempuan yang trendi dengan pemakaian make-up dan gadget. Sementara bagi laki-laki, perilaku konsumtif lebih terlihat pada peralatan elektronik, seperti gadget, di mana sebagian besar dari mereka memiliki lebih dari satu gadget. Di sini konsumerisme tampak nyata dari pada kebutuhan, bahkan lebih sebagai gaya hidup.

Bagaimana agar anak-anak tidak terjebak ke dalam gaya hidup konsumtif yang terkesan menghambur-hamburkan uang? Nah, Moms bisa mencegah perilaku anak yang kurang bijak terhadap uang ini sejak dini dengan menerapkan money parenting dalam keluarga. Apa itu money parenting? Yuk, simak artikel ini hingga selesai.

Pengertian money parenting

Money parenting adalah proses pembelajaran anak tentang tanggung jawab keuangan dan sosial saat memperoleh uang.

Jadi, pengetahuan tentang masalah finansial tidak hanya untuk dipahami oleh orang dewasa. Anak-anak juga perlu mendapatkan wawasan mengenai keuangan agar kelak menjadi terampil dan bijak dalam mengatur uang pribadinya.

Menabung itu baru permulaan ya, Moms. Money parenting juga mengajarkan anak-anak tentang bagaimana menghasilkan uang, cara membelanjakannya dengan bijak, bagaimana menginvestasikan, juga bagaimana memberi kepada yang membutuhkan.

5 Gaya Pengasuhan Orang Tua dalam Menerapkan Money Parenting

Setiap orang tua tentu memiliki gaya pengasuhan masing-masing saat melakukan money parenting di rumah. Hal ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Bagaimana gaya pengasuhan yang Moms gunakan atau yang akan ditiru? Cek penjelasan berikut ini ya.

5 Gaya Money Parenting

1. The freestylers/si gaya bebas

 Orang tua yang menggunakan cara pengasuhan ini percaya bahwa pengalaman di kehidupan nyata adalah cara terbaik bagi anak-anak untuk belajar bagaimana mengelola uang. Mereka meyakini bahwa anak akan memahami semuanya dengan caranya sendiri sehingga orang tua hanya memberikan sedikit bimbingan tentang masalah finansial. Bagi freestylers, seorang anak harus belajar dari uji coba. Anak-anak ini akan segera memahami bagaimana menangani persoalan keuangannya.

2. The facilitators/si fasilitator

 Sama dengan the freestylers, si fasilitator juga memandang pengalaman nyata itu penting. Namun, mereka pun berpikir bahwa bimbingan dalam pengasuhan serta langkah-langkah persiapan dibutuhkan untuk mengajarkan anak-anak mengenai persoalan keuangan. Beberapa hal yang mungkin dilakukan orang tua dengan tipe pengasuhan ini adalah membuka rekening tabungan bagi anak-anak ketika mereka lahir, atau mendorong anak-anak mereka untuk mengambil pekerjaan paruh waktu. Fasilitator percaya bahwa pengalaman-pengalaman ini dapat membantu anak-anak mereka mandiri secara finansial di masa depan.

3. The nurturers/si pengasuh

 The nurturers memandang pendidikan tentang keuangan sebagai suatu hal yang serius. Mereka mencurahkan banyak waktu untuk merawat anak-anaknya serta menyediakan bimbingan dan saran secara jelas terkait keuangan, seperti perbedaan antara keinginan dan kebutuhan. Mereka juga mempraktikkan apa yang mereka yakini.

Orang tua dengan tipe pengasuhan ini memiliki pengetahuan tentang masalah keuangan, bahkan sebagian besar dari mereka memiliki properti investasi, tetapi mereka juga masih terus belajar mengenai persoalan finansial sehingga bisa menjadi guru yang lebih baik.

4. The go-getters/si pekerja keras

 The go-getters merasa percaya diri dalam hal pengetahuan mengenai persoalan keuangan dan kemampuan untuk mewariskannya kepada anak-anak mereka. Mereka juga membelikan produk investasi bagi anak-anak di usia dini. Tujuan utamanya adalah agar anak-anak menjadi para pengelola keuangan yang sukses.

Orang tua dengan pola pengasuhan ini secara aktif melibatkan anak-anak mereka ke dalam hal-hal berikut:

●  Pelajaran tentang teknik pengelolaan uang yang berbeda.

●  Menerapkan sistem penghargaan ketika anak-anak mereka mampu menyelesaikan tugas.

●  Permainan-permainan yang melibatkan uang, seperti monopoli.

●  Konsep dan pilihan investasi bagi masa depan mereka.

5. The balancers/si penyeimbang

Si penyeimbang ini bukan tipe orang tua yang tidak terlibat dalam menanamkan pemahaman soal keuangan, tetapi mereka juga tidak terlalu terlibat di dalamnya. Mereka tidak menuntut, tetapi juga bukan tidak peduli. Orang tua dengan tipe pengasuhan ini memiliki pola pikir moderat terhadap pentingnya money parenting.

The balancers mengajarkan bahwa uang itu penting, tetapi juga mendorong anak-anak mereka untuk berinvestasi dalam aspek kehidupan yang lain seperti bermain. Karena itu, anak-anak mereka sangat akrab dengan pengalaman yang memadukan belajar dan bermain, semacam pendidikan melalui permainan dan aktivitas yang menyenangkan.

Tidak ada gaya money parenting yang salah. Apapun gaya pengasuhan yang diterapkan, ingatlah bahwa kita semua berbagi tujuan yang sama, yaitu untuk memberikan anak-anak awal dan masa depan terbaik dalam hidup mereka. 

Tahapan Money Parenting

 1.    Mengajarkan Konsep Uang

 Sejak usia prasekolah, anak sudah bisa dikenalkan tentang konsep uang dan fungsinya. Orang tua bisa mulai memberikan pemahaman pada anak bahwa uang bisa diperoleh dengan bekerja. Bacakan mereka buku-buku bergambar tentang bermacam-macam profesi yang menghasilkan uang, seperti petani, nelayan, atau pedagang. Orang tua juga bisa mengajak anak-anak bermain jual beli atau pasaran agar pembelajaran tentang fungsi uang ini lebih menyenangkan.

Investasi dan Money Parenting

Saat memasuki usia sekolah dasar, anak-anak sudah mulai bisa dikenalkan dengan bentuk uang kertas atau koin. Di usia ini, umumnya anak-anak sudah mulai mengenal dan bisa membaca angka sehingga bisa menyebutkan nilai mata uang tertentu. Mereka bisa mulai diajarkan tentang nilai ratusan atau ribuan.

Setelah mengenal bentuk dan nilai uang, anak bisa belajar membandingkan nilai uang mana yang lebih besar atau lebih kecil. Jika anak sudah memahami penjumlahan dan pengurangan, mereka bisa dikenalkan juga dengan konsep uang kembalian. Lagi-lagi pembelajaran tentang nilai uang ini akan lebih mengasyikkan bagi anak-anak jika dilakukan dengan metode permainan jual beli. Namun, jika sebelumnya mereka hanya menggunakan uang mainan, kali ini mereka bisa menggunakan uang sungguhan.

 2.  Mengenalkan Transaksi Jual Beli 

 Jika pada tahap sebelumnya, anak-anak hanya diajarkan simulasi jual beli, di tahap selanjutnya anak benar-benar diajak untuk belajar membeli sendiri barang yang mereka butuhkan di supermarket atau toko tradisional.

Di sini, anak-anak juga belajar mengamati berbagai profesi yang dilakukan orang-orang untuk menghasilkan uang, serta tata cara melakukan pembelian dan pembayaran.

 3.  Menabung

 Anak-anak perlu diajarkan untuk menyisihkan uang mereka agar bisa digunakan di masa yang akan datang atau di saat darurat. Orang tua bisa memberi pengertian tentang kebutuhan di masa depan, seperti pendidikan atau membeli sesuatu sesuai kebutuhan. Saat belum memiliki uang yang cukup untuk membeli atau membayar kebutuhan, mereka harus bersabar menunggu hingga mereka memiliki cukup uang dengan cara menabung.

Anak-anak bisa mulai menabung dengan menggunakan celengan sederhana. Jika mereka sudah terbiasa menabung di rumah dan uang tabungannya sudah terkumpul lebih banyak, orang tua bisa mulai mengenalkannya untuk belajar menyimpan uang di Bank.

 4.  Belajar Berbagi

 Selain pengetahuan tentang menabung, anak-anak juga bisa dikenalkan untuk belajar berbagi. Mereka tidak harus berbagi dengan jumlah uang yang besar. Misalnya, saat anak berjalan-jalan dengan orang tua, lalu bertemu dengan pengemis, orang tua bisa meminta anak untuk memberikan sedikit uang sebagai sumbangan.

Jadi selain mengajarkan konsep menabung, orang tua juga perlu mengajarkan konsep berbagi kepada anak. Anak tidak hanya memikirkan keuangan pribadinya, tetapi juga peduli dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

Investasi untuk Dana Pendidikan Anak

Selain menerapkan money parenting sejak dini, orang tua juga perlu menyiapkan kebutuhan anak di masa yang akan datang, terutama pendidikan. Persiapan ini tentu menjadi salah satu prioritas yang perlu dilakukan. Investasi bisa menjadi pilihan untuk mendukung upaya mempersiapkan masa depan anak.

Apa sih investasi?

Menurut Wikipedia, investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak, dengan harapan di masa yang akan datang, pemilik modal mendapat sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.

Orang tua juga perlu mengenalkan tentang konsep investasi ini kepada anak. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan membangun harapan atau keinginan apa yang ingin dicapai, lalu mengenalkannya dengan membuatkan rekening tabungan sederhana, baru menjelaskan mengenai investasi. Berikan pemahaman kepada anak-anak bahwa tujuan berinvestasi bukan untuk menjadi cepat kaya.

Mulailah mengajari anak-anak tentang berinvestasi dengan menunjukkan pentingnya menabung secara teratur dari waktu ke waktu sehingga mereka memiliki uang yang dibutuhkan.  Pastikan bahwa anak-anak melihat pentingnya memiliki rencana keuangan yang terhubung dengan apa yang mereka inginkan dalam hidup, bukan hanya cara menjalani gaya hidup kaya seperti yang mereka lihat di film, di TV, dan banyak tempat lainnya (Adity Javery Gokhale, Chief Commercial Officer and President of Investment Products and Services at Northwestern Mutual).

Tujuan dari investasi ini sendiri juga bisa bermacam-macam tergantung jenis investasinya, antara lain:

1.     Investasi dana pensiun untuk mendapatkan sejumlah dana di masa tua.

2.  Investasi secara individu bisa bertujuan untuk mengumpulkan dana guna membeli rumah, tanah, membiayai Pendidikan anak, mendapatkan kehidupan lebih baik di masa depan atau menyiapkan warisan bagi keluarga.

Ada beberapa bentuk investasi untuk menyiapkan dana pendidikan anak di masa depan, di antaranya: 

1.     Tabungan Pendidikan

 Ini adalah jenis tabungan khusus yang dikeluarkan oleh Bank untuk membiayai pendidikan anak. Jumlah uang yang diperoleh dari tabungan ini adalah jumlah pokok tabungan ditambah bunga atau bagi hasil yang diberikan oleh Bank.

2.   Asuransi Pendidikan

 Apa perbedaan tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan?

No

Tabungan Pendidikan

Asuransi Pendidikan

1

Dikelola oleh Bank

Dikelola oleh perusahaan asuransi non-Bank

2

Investasi jangka pendek hingga menengah (minimal 1 tahun)

Investasi jangka Panjang. Anda baru akan mendapatkan hasil investasi setelah 5 tahun pertama.

3

Meskipun ada minimal tabungan yang harus disetorkan untuk periode tertentu, biasanya setiap bulan, tetapi tabungan Pendidikan tidak menetapkan target dana tertentu untuk dicapai.

Membayar premi selama waktu yang telah ditentukan dengan  jumlah uang yang telah disepakati dengan perusahaan asuransi

4

Dana bisa dicairkan setelah semua kewajiban menabung selesai (minimal selama jangka waktu 1 tahun)

Uang premi baru bisa dicairkan setelah jatuh tempo atau pendaftar asuransi meninggal dunia

5

Biaya administrasi lebih rendah dari asuransi

Biaya potongan asuransi lebih tinggi dari tabungan pendidikan

6

Bunga atau bagi hasil tabungan sekitar 3-7% per tahun

Hasil dari pengumpulan dana bisa lebih besar karena dana yang disimpan dijadikan produk investasi, seperti saham.

7

Tingkat risikonya kecil

Risiko yang dihadapi lebih besar. Nilai investasi di asuransi unit link bisa turun, tetap atau bertambah, tergantung dari kinerja investasi yang dipilih dan risikonya.

 

3.   Reksa dana

Investasi reksa dana merupakan salah satu pilihan yang menarik untuk mempersiapkan pendidikan anak di masa depan. Selain risiko yang lebih kecil dari pada investasi lain, reksa dana bisa dimulai dengan modal kecil. Imbal hasilnya pun lebih besar dari pada tabungan Bank. 

4.   Deposito

Deposito adalah uang yang disimpan dalam rekening selama jangka waktu tertentu. Dana deposito baru bisa dicairkan setelah jatuh tempo, biasanya setelah 1, 3, 6, atau 12 bulan. Jika nasabah mencairkan deposito sebelum tanggal jatuh tempo, maka Bank akan memberikan penalti atau denda sesuai kebijakan yang berlaku. Deposito juga bisa diperpanjang secara otomatis.

5.   Tabungan Emas

Saat ini, menabung emas tengah menjadi tren di masyarakat. Meskipun memiliki dana terbatas, Moms tetap bisa memiliki emas dengan cara menabung atau mencicil sesuai kemampuan dana yang dimiliki. Nilai emas yang cenderung mengalami kenaikan membuat jenis investasi ini digemari. Persiapan dana melalui investasi emas ini bisa dilakukan dengan membuat tabungan emas digital untuk mulai menabung dan membeli perhiasan atau emas batangan sebagai investasi pendidikan anak.

Bentuk Investasi untuk Masa Depan Anak

Nah, Moms, untuk soal investasi ini, Eastspring Investments dan Invesnow sebagai lembaga keuangan di bawah OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menyediakan layanan dan pendampingan serta perencanaan keuangan di masa depan, loh. Moms bisa mengunjungi situsnya di www.eastspring.id dan www.invesnow.id.

Eastspring Investments yang merupakan bagian dari Prudential plc, adalah manajer aset global yang berpusat di Asia, menawarkan solusi investasi inovatif untuk memenuhi kebutuhan finansial nasabah. Sementara itu, Invesnow, lembaga yang sudah berpengalaman di industri keuangan, juga dapat memberikan layanan analitis dan rekomendasi berdasarkan kebutuhan konsumen. Moms bisa mendapatkan saran investasi dan pilihan produk dengan mengukur risiko yang tepat serta potensi imbal hasilnya.

Selamat ber-money parenting bersama anak-anak dan tetap bersemangat mempersiapkan investasi untuk masa depan mereka ya, Moms.

Referensi

1.  https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/temali/article/view/3541
2.  https://www.eastspring.com/id/money-parenting/what-is-money-parenting-why-is-  it-       important
3.  https://sg.theasianparent.com/the-5-money-parenting-styles-which-one-do-you-follow
4.  https://www.invesnow.id/artikel/strategi-orang-tua-muda-mengelola-investasi-jangka-         panjang-untuk-pendidikan
5.  https://invesnow.id/lomba/lomba-blog-invesnow-x-eastspring-investments-indonesia
6.  https://www.eastspring.com/id/money-parenting
7.  https://id.m.wikipedia.org/wiki/Investasi
8.  https://kiplinger.com/investment


Posting Komentar

12 Komentar

  1. Hi ayuuu... Makasih tips nya. Saya itu mungkin lebih ke tipe freestylers ya. Biar aja anak mendapatkan pengalaman untuk soal keuangan.
    Tapi kayaknya untuk anak yang usia rendah, perlu juga upaya campur tangan orang tua untuk mengenalkannya. Terutama di bagian menabung itu. Soalnya kan gawat juga ya kalo suatu saat mereka dewasa terbiasa boros, tidak memikirkan nabung, apalagi investasi. Sebab saya aja juga masih awam soal investasi investasi gitu hehe
    Untung ya srkarang ada platform macam invesnow yang dapat membantu kita untuk lebih paham soal investasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloo, Wik. Tengkyu ya sudah berkunjung di artikel ini. Iya ni, aku juga kayaknya lebih ke freestyler deh. Tapi bener juga, untuk anak usia dini emang tetep perlu pengarahan dan bimbingan dari orang tua supaya kelak bisa terampil soal mengelola uang sendiri.

      Hapus
  2. komplit sekali artikelnya, daging semua. Pengen ngajarin anak untuk "melek finansial" sejak dini nih. Baru tau ada platform invesnow, jadi termudahkan ya terutama bagi yang belum paham finansial dan investasi. terimakasih artikelnya sangat membantu mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, Mbak Novi. Terima kasih kembali sudah mampir di artikel ini ya. Senang bisa berbagi. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  3. Memang penting banget ya mbak Ayu mengajarkan anak money parenting, agar orangtua juga tidak kewalahan menghadapi tuntutan finansial anak zaman sekarang. Saya baru belajar juga nih menerapkan money parenting ke anak, terutama yang sulung. Dia sudah mulai tertarik mencoba cari uang sendiri dengan jualan online, dengan pengawasan dan pendampingan dari saya. Semoga ini bisa menjadi salah satu ikhtiar mengajarkan anak dalam mengelola keuangan, agar tidak terjebak dalam gaya hidup hedonisme. Makasih sharing dan tipsnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali sudah berkunjung ya, Mbak Ulfa. Amiin... Barakallah buat si sulung, udah belajar cari uang sendiri dengan jualan online. Keren, Mbak. Mamanya harus sudah ekstra membimbing ya, Mbak. Hehe.

      Hapus
  4. Waw lengkap sekali pembahasannya mba.. Memang ya untuk melek finansial itu penuh perjuangan. Harus bener-bener niat, apalagi untuk sampai pada tahap Money Parenting ini. Kayaknya belum banyak ortu yang punya pandangan sejauh ini ya di masyarakat kita.

    Eniwe, aku bersyukur banget anakku yang sulung udah mulai paham pentingnya pengelolaan finansial sejak masih sekolah mba. Dan kalau kubaca-baca sapertinya aku ini tipe fasilitator hehe. Semoga anak-anakku kelak lebih melek finansial dan punya pengelolaan yang lebih yahud ketimbang emaknya.

    Thanks udah menuliskan ini ya mba. Jadi makin semangat belajar soal keuangan nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali, Mbak Bety. Selamat buat si sulung ya, Mbak. Semoga selalu konsisten menjadi teladan buat adik-adiknya ya, Mbak.

      Hapus
  5. MasyaAllah, ini lengkap banget Mbak. Pengetahuan baru untuk saya tentang money parenting. Anak usia TK sudah mulai bisa dikenalkan tentang kegunaan, nominal dan penyimpanan uang ya Mbak?

    Terima kasih tulisannya Mbak, sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali, Mbak April. Iya, Mbak. Anak-anak usia dini sudah mulai bisa dikenalkan dengan konsep uang dan fungsinya supaya kelak lebih bijak mengelola uang. Senang bisa berbagi, Mbak.

      Hapus
  6. Saya setuju mbak dengan investasi emas soalnya cenderung stabil dan kabarnya tidak gampang alami inflasi.
    Sayapun melakukannya sejak dulu, tetapi beda caranya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, Mbak. Sepertinya berinvestasi emas memang lebih aman dan sebenernya ada beberapa cara untuk berinvestasi emas selain dengan menggunakan tabungan digital, Mbak. Terima kasih sudah berkunjung ya.

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung